Pesawat
A330 Garuda Indonesia yang membawa 33 personil dan 30,7 ton bantuan
kemanusiaan tahap kedua dari Indonesia untuk korban gempa Nepal telah
tiba di Kathmandu pada Sabtu (2/5) pukul 02.00 waktu setempat.
Adanya
sirkulasi siklonik persisten di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa
Timur menyebabkan adanya konvergensi. BMKG menyatakan, terjadinya
perlambatan kecepatan angin memanjang di Perairan Utara Aceh, Samudera
Hindia Barat Daya Sumatera, Laut Jawa bagian Utara, Laut Halmahera
bagian Barat menyebabkan pertumbuhan awan hujan hampir merata di
sebagian besar wilayah Indonesia.
Hujan
deras yang berlangsung lebih dari 4 jam pada hari Rabu, 22 April 2015,
di sekitar sisi timur dan selatan Gunung Merapi, telah menyebabkan
meluapnya sungai-sungai. Kali Pepe, anak Sungai Bengawan Solo, meluap,
sehingga menimbulkan banjir di daerah Boyolali, Sukoharjo, dan Kota
Solo. Sedangkan di sisi selatan, 3 sungai yang meluap sekaligus ialah
Kali Code, Kali Gajah Wong, dan Kali Winongo, sehingga menyebabkan
banjir di wilayah Yogyakarta. Banjir terjadi pada hari Rabu petang,
pukul 19.00 WIB. Hingga tadi pagi, banjir masih menggenangi beberapa
wilayah.
Musim
pancaroba masih terus menebar bencana di seantero nusantara. Angin
puting beliung, banjir dan banjir bandang, serta tanah longsor terjadi
di mana-mana. Bahkan pada awal bulan ini, Bandung sempat dikepung oleh
bencana banjir dan tanah longsor. Semua itu harusnya menjadi peringatan
keras yang nyata bagi kita semua agar siaga bencana di setiap saat.
Karena bencana bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan sangat mungkin
menimpa siapa saja. Tidak pilih-pilih, tak mengenal belas kasihan. Oleh
karena itu, kitalah yang harus selalu mawas diri, waspada, bersiaga
terhadap terjadinya bencana.
Aktivitas
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo terus meningkat. Berdasarkan laporan
Pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG, sejak Rabu, 1 April 2015, terukur
tremor menerus, 146 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 5-120
mm, dan beberapa teramati luncuran awan panas sejauh 3,5 km ke Selatan
dengan tinggi kolom 2 km. Pada malam hari teramati guguran lava pijar.
Kemarin juga terjadi banjir lahar dingin di beberapa tempat sehingga
merusak jalan. Pada Kamis, 2 April 2015, terukur 118 kali gempa guguran
dengan amplitudo maksimum 5-113 mm, tremor terus-menerus, dan terjadi 22
kali awan panas guguran dengan puncak sejauh 4 km ke Selatan dan 1 km
ke Tenggara, tinggi abu vulkanik 2 km. Dari pukul 18.06 - 21.09 WIB
terjadi 18 kali awan panas guguran. Visual tertutup kabut dan angin
Timur-Tenggara. Status tetap Siaga (level III).
Musim
pancaroba – peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau – makin
nyata menampakkan eksistensinya dalam memicu bencana. Angin puting
beliung, hujan ekstrim, dan tanah longsor. Dan harus dicatat, bahwa
Angin Puting Beliung dan Tanah Longsor adalah dua macam bencana yang
cukup banyak menelan korban jiwa. Namun begitu, dua jenis bencana ini
bisa diprediksi datangnya. Pemerintah melalui Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) telah banyak mengimbau, dan
menyosialisasikan tanda-tanda dari kedua jenis bencana ini, agar
diwaspadai oleh masyarakat, dan mengambil tindakan preventif agar
terhindar atau tak menjadi korban. Sebab, bencana bisa terjadi kapan
saja, di mana saja, dan menimpa siapa saja – yang tidak siaga
terhadapnya. Oleh karena itu, imbauan agar masyarakat selalu waspada dan
siaga terhadap bencana, adalah salah satu upaya untuk menjaga
keselamatan masyarakat serta mengurangi jumlah korban.
Setiap
orang pasti amat mendambakan situasi yang aman dan nyaman, yang
memungkinkannya hidup dengan tenang. Namun benarkah hal itu bisa
diperoleh? Nyatanya tidak. Sebab ternyata, orang yang merasa dirinya
selalu aman, sehingga merasa nyaman, pada akhirnya akan terlena dan
lupa, sehingga tak menyadari ketika bencana datang kepadanya. Dan
bencana itu, datang dalam berbagai bentuk. Bukan hanya bencana yang
disebabkan oleh alam, tapi juga oleh manusia, dan bahkan juga dirinya
sendiri. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
selalu mengingatkan agar masyarakat senantiasa waspada, serta siaga
menghadapi setiap bencana yang bisa terjadi kapan saja. Dan TNOL, selaku
pewarta, berupaya selalu menyampaikan setiap kabar bencana, agar
masyarakat mengetahui dan menjadi ingat bahwa bencana dapat menimpa
setiap waktu, kepada siapa saja.