Senin, 23 Februari 2015

Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau

Kebakaran hutan dan lahan di Riau. /Foto: terra-image.comKebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau selalu berulang setiap tahun. Berdasarkan data hotspot tahun 2006 hingga 2014, pola karhutla di Riau terjadi dua periode dalam setahun yaitu antara Februari-April dan Juni-Oktober. Modus dan motif karhutla sudah diketahui. Begitu pula berbagai peraturan pencegahan karhutla sudah banyak. Namun selalu saja berulang.Untuk mengantisipasi karhutla pada tahun 2015, maka siaga darurat pencegahan dan penanganan karhutla di Riau telah ditetapkan.


Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan makin merebaknya hotspot di area open access di Kabupaten Bengkalis yang berpotensi meluas, maka Menteri LH dan Kehutanan telah meminta bantuan Kepala BNPB untuk dukungan langkah-langkah siaga darurat.

Pertama, dukungan pelaksanaan hujan buatan dalam waktu dekat. Kedua, dukungan bagi masyarakat untuk pembuatan 1.000 unit sekat kanal rawa gambut di daerah-daerah sangat rawan karhutla. Ketiga, dukungan pesawat helikopter patroli, monitoring dan water bombing selama 3 bulan. Keempat, dukungan personil BNPB untuk posko di pusat dan daerah.
Foto: Dok. BNPBFoto: Dok. BNPB
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah menindaklanjuti permintaan Menteri LH dan Kehutanan tersebut dengan menginstruksikan kepada jajaran BNPB untuk mempersiapkan semua kebutuhan. Sesuai arahan Presiden Jokowi kepada Menteri LH dan Kehutanan pada November 2014 dan Januari 2015, untuk solusi atasi karhutla, maka BNPB akan melakukan filling the gaps sesuai permintaan dan kebutuhan dari Kemen LHK.

Foto: Dok. BNPB
BNPB akan mengoordinasikan kementerian/lembaga untuk memberikan pendampingan kepada BPBD di daerah. Pencegahan lebih efektif dibandingkan pemadaman. Apalagi pada lahan gambut, jika sudah terbakar maka sulit dipadamkan. Untuk itu penegakan hukum dan sosialisasi terus ditingkatkan. Sebab 99,9 persen karhutla di Riau adalah disengaja atau dibakar.

Semoga Riau akhirnya terbebas dari asap. Mungkinkah?

Sumber: Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar