Sabtu, 27 Desember 2014

Solusi Mengatasi Banjir di Cekungan Bandung

Foto: kicaulebah.blogspot.com
Banjir yang menggenangi 5 kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, telah berlangsung selama 10 hari, yaitu sejak Kamis 18 Desember 2014, pukul 20.50 WIB, sampai sekarang - Sabtu, 27 Desember 2014. Dan belum semuanya surut. Tercatat ada 14.276 jiwa atau 4.409 KK yang masih mengungsi, yaitu di Kecamatan Baleendah 5.365 jiwa atau 1.608 KK, Kecamatan Dayeuhkolot 5.827 jiwa ata 1.906 KK, Kecamatan Bojongsoang 1.680 jiwa atau 498 KK, Kecamatan Ketapang 747 jiwa atau 229 KK, dan Kecamatan Cicalengka 657 jiwa atau 159 KK.

Senin, 22 Desember 2014

Rumah Baru buat Korban Erupsi Sinabung

Foto: Dok. BNPB
Pekerjaan pembangunan 50 unit hunian tetap (huntap) relokasi warga Sinabung sudah selesai 92,7 persen. Target 50 unit huntap selesai hingga akhir tahun 2014, akan tercapai setelah semua pihak bekerja keras. Demikian pula pembangunan jalan menuju lahan relokasi juga sudah hampir selesai di tahap pertama. Jika sebelumnya masih berupa jalan rusak, semak belukar dan hutan, saat ini sudah menjadi jalan yang dapat dilalui kendaraan.

Ribuan Jiwa Mengungsi karena Banjir

Foto: tribunnews.com
Hingga kini banjir masih merendam beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Bandung. Ribuan masyarakat masih mengungsi. Banjir di Kabupaten Aceh Tamiang ini terjadi sejak Jumat, 19 Desember 2014, pukul 24.00 WIB, menggenangi 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Tamiang Hulu, Tenggulun, Karang Baru, Mayakpait, Kejuruan Muda, Bendahara, Rantau, dan Serui. Banjir menyebabkan 2.370 rumah terendam dan sekitar 7.000 KK terdampak banjir sehingga mengungsi ke balai-balai pengajian dan tenda pengungsi. Tinggi banjir berkisar antara 40 cm hingga 150 cm.

Gunung Gamalama Meletus Lagi

Foto: Dok. BNPB
Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, kembali meletus pada Senin, 22 Desember 2014, pada pukul 17.30 WIT. Letusannya itu disertai dengan semburan abu setinggi 100 m, dan dibawa angin ke arah timur, tenggara, dan selatan. Namun warga tidak panik, dan tetap melakukan aktivitas sebagaimana biasanya.

Pencarian Korban Longsor Dihentikan dan Relokasi Dipercepat

Foto: lampost.co
Atas kesepakatan sebelumnya dengan warga, pada hari Minggu, 21 Desember 2014, pada pukul 12.00 WIB, upaya-upaya pencarian korban tertimbun longsor di Dusun Jemblung, Kabupaten Banjarnegara dihentikan. Pada hari terakhir ini, tim gabungan berhasil menemukan 2 korban tewas, yaitu seorang ibu dan anaknya. Dengan itu, total jumlah korban tewas ada 95 orang, dan 13 orang dinyatakan hilang. Pihak keluarga telah mengikhlaskan anggota keluarga yang belum ditemukan. Cuaca hujan, luas dan tebalnya timbunan longsor, dan ancaman longsor susulan, menyebabkan pihak keluarga korban menyetujui penghentian pencarian korban.

Gempa 6,1 SR Goyang Halmahera

Foto: liputan6.com
Minggu petang, 21 Desember 2014, pukul 18.34 WIB, gempa berkekuatan 61 Skala Richter telah menggoyang kawasan Halmahera Barat. Namun gempa dirasakan lemah, sehingga tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada bangunan.

Minggu, 21 Desember 2014

Awas Januari Sebagai Puncak Kejadian Bencana

Ilustrasi: merdeka.com
Sesuai pola kejadian bencana di Indonesia, Januari adalah puncak kejadian bencana. Sebab lebih dari 90% bencana di Indonesia adalah bencana hidrometeorologi, yaitu banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, cuaca ekstrem, dan kebakaran hutan lahan. Bencana hidrometeorologi berkorelasi positif dengan pola curah hujan. Sebagian besar wilayah Indonesia puncak hujan terjadi pada Januari. Selama Desember-Maret, hujan akan tinggi sehingga pada bulan ini banyak banjir, longsor, dan puting beliung. Di Indonesia, rata-rata kejadian bencana 1.295 kejadian per tahunnya. Tiga daerah paling banyak bencana adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur karena memang penduduknya banyak di daerah ini.

Sabtu, 20 Desember 2014

Darurat Bencana Longsor di Banjarnegara dan Rencana Relokasi

Foto: viva.co.id
Bencana tanah longsor yang menerjang Dusun Jemblung pada hari Jumat sore, 12 Desember 2014, telah menelan korban sekitar 100 jiwa, puluhan rumah, berhektar-hektar sawah dan kebun, dan sekian banyak ternak. Hanya Tuhan yang tahu pasti, berapa banyak harta benda dan jiwa yang direnggut oleh bencana itu. Sontak semua perhatian tertuju ke dusun yang 'dilenyapkan' tanah longsor itu. Para relawan berdatangan dengan niat ikhlas membantu saudara yang tengah ditimpa musibah.

Inilah Lokasi Alat Peringatan Dini Longsor

Foto: kompas.com
Kepala BNPB, Syamsul Maarif, langsung memimpin pelaksanaan pemasangan Sistem Peringatan Dini Longsor (LEWS, Landslide Ealy Warning System), seperti yang diperintahkan Presiden Jokowi dalam Sidang Kaninet Terbatas pada hari Rabu, 17 Desember 2014. Saat ini Kepala BNPB masih berada di Banjarnegara, untuk membahas penanganan darurat dan pemulihan dari longsor di Dusun Jemblung, Banjarnegara.

Jumat, 19 Desember 2014

Presiden Perintahkan Pasang Sistem Peringatan Dini Longsor

Foto: senyumcom.blogspot.com
Longsor di Bajarnegara yang menelan korban sekitar 100 orang, telah membuat Presiden Joko Widodo memberi perhatian khusus dalam hal kewaspadaan terhadap bencana tanah longsor. Oleh karena itu, dalam Sidang Kabinet Terbatas yang berlangsung pada hari Rabu, 17 Desember 2014, Presiden memerintahkan BNPB untuk bekerjasama dengan komunitas iptek, agar segera memasang peralatan peringatan dini longsor. 

Pendaki Jadi Korban Erupsi Gunung Gamalama

Asap tebal dan abu vulkanik masih keluar dari Gunung Gamalama. /Foto: Dok. BNPB
Gunung Gamalama di Ternate, Provinsi Maluku Utara, yang erupsi pada Kamis malam, 18 Desember 2014, pukul 22.41 WIT, memakan korban 13 orang pencinta alam yang sedang mendakinya sejak Rabu, 17 Desember 2014. Namun semua korban hanya mengalami luka-luka saja. Ada 7 orang yang luka berat dan masuk rumah sakit.

Kamis, 18 Desember 2014

Cerita Duka dari Banjarnegara

Foto: viva.co.id
Sore itu begitu tenang. Jumat, 12 Desember 2014, rinai gerimis ditebarkan dari langit di atas Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Hujan gerimis itulah yang membuat hampir semua warga Dusun Jemblung memutuskan untuk tetap tinggal dan berkumpul di rumah masing-masing. Udara dingin serta suasana yang terasa lembab dan basah, membuat mereka memilih untuk hanya beraktivitas di dalam rumah saja. Ada yang menonton televisi, ada yang asyik dengan hpnya, ada yang menikmati minuman hangat dan makanan ringan sambil berbincang, ada yang sibuk di dapur, ada yang sedang mandi, dan ada juga yang nyenyak tidur sambil berselimut sarung. Pastinya, tidak seorang pun dari mereka yang menyangka bahwa kehidupan mereka sebentar lagi akan berubah total, ketika Bukit Telagalele yang selama ini memberi banyak hal kepada mereka, justru yang menjadi pangkal bencana buat mereka.