Sabtu, 31 Januari 2015

Longsor di Bali, Banjir di Bima

Foto: sindonews.com
Hujan deras yang terjadi di penutup bulan Januari ini telah menyebabkan terjadinya tanah longsor di Bali dan banjir di Bima. Hal itu merupakan peringatan, sekali lagi, kepada kita bahwa periode Januari hingga Februari adalah waktu yang penuh dengan kerawanan akan bencana, khususnya yang berkaitan dengan musim penghujan. Karena itulah BNPB terus mengingatkan dan mengingatkan, agar masyarakat selalu waspada dan siaga terhadap bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Senin, 26 Januari 2015

Banjir Bandang di Sumbar Rusakkan 657 Rumah


Foto: yayasandareliman.blogspot.com
Bencana banjir bandang yang menerjang pada Jumat sore, 23 Januari 2015, di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, telah merenggut dua jiwa, serta merusakkan 657 rumah. Bencana itu berawal dengan terjadinya hujan yang sangat deras yang berkepanjangan, sehingga membuat Sungai Batang Salido, Sungai Batang Painan, dan Sungai Batang Jalamu tak sanggup menampung debit air yang ditumpahkan dari langit itu, yang menggelontor masuk ke aliran sungai. Maka meluaplah air, melampaui dinding-dinding sungai, dan menerjang segala yang dilaluinya menuju tempat yang lebih rendah. 

Jumat, 23 Januari 2015

Jakarta Banjir di 36 Kawasan


Bantuan untuk korban banjir. /Foto: Thamrin Mahesarani
Setelah dua hari dua malam dirundung hujan, akhirnya Jakarta kembali mengalami banjir di beberapa wilayahnya. Tercatat ada 36 wilayah Jakarta yang digenangi banjir ringan, yang maksimal setinggi 100 cm. Dan umumnya, banjir tersebut terjadi karena buruknya sistem drainase. Sebab menurut pantauan BNPB, semua sungai yang ada di Jakarta debit airnya dalam kondisi normal. Jadi, bukan banjir akibat luapan air sungai. Melainkan banjir karena air hujan mengalami hambatan untuk mengalir ke sungai, akibat tidak lancarnya sistem drainase di kawasan-kawasan yang mengalami genangan. 

Kamis, 22 Januari 2015

Ayo, Selalu Waspada dan Siaga Terhadap Bencana


Banjir Ciliwung. /Foto: Thamrin Mahesarani
Peringatan yang sudah sama kita maklumi, namun tetap harus disampaikan ialah: Selalulah bersikap waspada, karena bencana datang dengan tidak terduga. Dan bencana yang berpeluang terjadi pada musim penghujan ini ialah, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, banjir bandang, dan banjir lahar dingin. Dan hujan, apabila banyak terjadi di daerah perkotaan, ia hanya akan menjadi masalah bagi warga kota itu sendiri, serta masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang hulunya berada atau melewati di kota tersebut. Akan tetapi, kalau hujan banyak terjadi di gunung, maka ia akan membawakan banjir lewat sungai-sungai yang hulunya berada pada gunung tersebut. Jakarta adalah salah satu kota yang kerap mengalami hal itu. Apabila hujan banyak terjadi di daerah Puncak dan Bogor, maka Jakarta – khususnya mereka yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung – harus bersiap-siap menerima kiriman banjir dari sana. Dan hal seperti itu sudah biasa, karena rutin terjadinya. 

Jumat, 16 Januari 2015

Donggala Digoyang Gempa 5,2 Skala Richter


Foto: lintas.me
Sulawesi Tengah, kawasan yang sangat rawan gempa, karena berada pada zona benturan tiga lempeng tektonik, kemarin digoyang oleh gempa berkekuatan 5,2 SR. Memang tak terlalu terasa. Namun sebagai daerah di kawasan yang punya potensi kegempaan tinggi, setiap guncangan haruslah direspon dengan kewaspadaan. BMKG telah melaporkan terjadinya gempa berkekuatan 5,2 SR di 66 km Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah, pada Kamis, 15 Januari 2015, pukul 07.09 WIB. Pusat gempa berada di daratan, pada kedalaman 33 km, dan tidak berpotensi tsunami. 

Rabu, 14 Januari 2015

Jakarta Bersiap Menyambut Bencana Banjir

Terobos Banjir (Astra Bonardo) Juara 1 Lomba Kreativias Kategori Fotografi
Jakarta memang belum akan bebas dari bencana banjir rutin tahunan. Antisipasi apa pun yang telah dilakukan oleh Jokowi-Ahok, dan kini Ahok-Djarot, itu adalah semata-mata untuk mengurangi, bukan untuk menghilangkannya – atau lebih tepatnya, belum akan sampai pada tahap membebaskan Jakarta dari ancaman banjir. Sebab, perlu waktu yang lumayan panjang serta biaya yang sangat besar untuk itu. Kali dan sungai harus dibenahi – dilebarkan dan didalamkan, drainase di jalan-jalan harus perbaiki supaya aliran air ke kali dan sungai lancar, pembuatan sumur-sumur resapan mesti terus dilakukan, masalah sampah harus diatasi agar tidak lagi masuk ke aliran air, dan mentalitas warga Jakarta harus diubah agar tidak lagi membuang sampah sembarangan – khususnya ke saluran air. Semua upaya itu jelas membutuhkan waktu untuk pelaksanaannya, dan biaya yang harus digelontorkan tanpa ada habisnya. Dan yang paling sulit, ialah mendisiplinkan warga Jakarta untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi. Karena kenyataannya, pengendara mobil masih banyak yang suka membuang botol bekas air minum ke jalan raya. Itu indikator yang nyata dari parahnya sikap tak disiplin warga Jakarta dalam sembuang sampah.