
Tadi pagi, Rabu, 25 Februari 2015, pukul 08.31 WIB, telah terjadi gempa di Kalimantan. Berdasarkan laporan dari BMKG, gempa berkekuatan 5,7 SR tersebut terjadi pada 413 km Timur Laut Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Pusat gempa berada di laut, pada kedalaman 10 km. Namun demikian, gempa tidak berpotensi tsunami.
Posko BNPB telah mengonfirmasi dampak gempa ke BPBD Kaltara dan BPBD Kota Tarakan. Gempa tidak dirasakan. Kejadian gempa bumi ini disebabkan aktivitas sesar berarah Barat Daya – Timur Laut antara Pulau Kalimantan dan Filipina. Gempa seperti ini juga pernah terjadi pada 20 Januari 2015. Gempa 5,6 SR pada kedalaman 10 km, berlokasi di 289 km Timur Laut Kota Tarakan.
Selama ini, kita tahunya Kalimantan adalah daerah yang aman dari gempa. Namun mengapa terjadi gempa juga? Bahkan masyarakat Kalimantan pun beberapa kali merasakan gempa. Berdasarkan peta zonasi gempa, wilayah di Kaltim dan Kaltara termasuk dalam peta rawan gempa rendah. Ancaman gempa dari megathrust Sulawesi Utara, atau Sesar Palu Koro, yang dapat berpengaruh gempa di Kalimantan bagian Timur.
Gempa di daratan Kalimantan juga disebabkan gempa intraplate, yaitu gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, yakni di lempeng Eurasia. Gempa ini mekanismenya berbeda dengan gempa interplate, yang dihasilkan dari tubrukan antarlempeng, yang banyak terjadi di Barat Sumatera dan Selatan Jawa. Mekanisme gempa intraplate, pada dasarnya belum banyak diketahui.

Intinya, kita harus selalu waspada. Bukan pada gempanya, melainkan pada bangunannya, yang bisa menimbulkan korban jiwa.
Sumber: Sutopo Purwo Nugroho, Kapusdatin Humas BNPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar