Senin, 02 Maret 2015

Gempa 7,1 SR di Flores Timur

Ilustrasi gempa. /Foto: tribunnews.comSebuah gempa yang berasal dari zona sesar aktif yang berada di sebelah utara Pulau Flores itu, berada 104 km Barat Laut Flores Timur, atau 129 km Rimur Laut Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada kedalaman 572 km. Masyarakat di Kabupaten Flores Timur, Kota Mataram, dan sebagian Pulau Bali, merasakan guncangan gempa tersebut, namun lemah. Hanya di Sikka dan Kupang, guncangan gempa itu terasa sedang. Guncangan gempa yang sesungguh memiliki intensitas cukup besar itu, dirasakan lemah, karena pusat gempanya berada di laut dan jauh di kedalaman 572 km. Dan karena itu juga tak berpotensi tsunami.


Gempa yang dilaporkan BMKG pada Jumat, 27 Februari 2015 itu, terjadi pada pukul 20.45 WIB. Posko BNPB telah mengonfirmasi dampak gempa kepada BPBD. Berdasarkan peta, gempa dirasakan di beberapa Wilayah Timur Flores Timur Bagian Utara, dan memiliki intensitas IV-V (sedang). Namun belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa. Kondisi masyarakat pun telah normal kembali.  

Foto: suaramerdeka.comGempa 7,1 SR termasuk gempa berintensitas cukup besar, namun berhubung pusat gempa yang dalam, yaitu 572 km maka diperkirakan tidak akan memberikan dampak yang merusak. Lokasi gempa merupakan zona sesar aktif yang berada di sebelah Utara Pulau Flores. Sesar tersebut mengalami perpanjangan hingga di sebelah Timur Laut Bali, yang dikenal sebagai Flores back arc thrust (sesar naik belakang busur kepulauan Flores). Aktivitas dari sesar naik belakang busur kepulauan Flores inilah, yang menyebabkan gempa bumi banyak terjadi di Utara kepulauan Sumbawa hingga Flores.  
Ancaman gempa bumi di wilayah NTT berada di Selatan maupun Utara. Distribusi gempa bumi yang terjadi di Selatan Sumbawa dan sekitarnya, merupakan akibat aktivitas di zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia. Sedangkan di bagian Utara adalah gempa dari aktivitas sesar aktif Flores back arc thrust. Untuk itu masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya. Sebab gempa bumi tidak dapat diprediksi kapan dan di mana akan terjadi.  

Sumber: Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar