Rabu, 14 Januari 2015

Jakarta Bersiap Menyambut Bencana Banjir

Terobos Banjir (Astra Bonardo) Juara 1 Lomba Kreativias Kategori Fotografi
Jakarta memang belum akan bebas dari bencana banjir rutin tahunan. Antisipasi apa pun yang telah dilakukan oleh Jokowi-Ahok, dan kini Ahok-Djarot, itu adalah semata-mata untuk mengurangi, bukan untuk menghilangkannya – atau lebih tepatnya, belum akan sampai pada tahap membebaskan Jakarta dari ancaman banjir. Sebab, perlu waktu yang lumayan panjang serta biaya yang sangat besar untuk itu. Kali dan sungai harus dibenahi – dilebarkan dan didalamkan, drainase di jalan-jalan harus perbaiki supaya aliran air ke kali dan sungai lancar, pembuatan sumur-sumur resapan mesti terus dilakukan, masalah sampah harus diatasi agar tidak lagi masuk ke aliran air, dan mentalitas warga Jakarta harus diubah agar tidak lagi membuang sampah sembarangan – khususnya ke saluran air. Semua upaya itu jelas membutuhkan waktu untuk pelaksanaannya, dan biaya yang harus digelontorkan tanpa ada habisnya. Dan yang paling sulit, ialah mendisiplinkan warga Jakarta untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi. Karena kenyataannya, pengendara mobil masih banyak yang suka membuang botol bekas air minum ke jalan raya. Itu indikator yang nyata dari parahnya sikap tak disiplin warga Jakarta dalam sembuang sampah.

Monas siap jadi tempat pengungsian
banjir Jakarta. /Foto: Dok. BNPB
Jadi, awal tahun 2015 ini, Jakarta harus bersiap diri lagi menyambut ‘tamu tak diundang’ yang rutin datang itu – banjir, baik yang kiriman dari Jawa Barat, maupun hasil dari hujan di Jakarta sendiri. Oleh karena itu, BNPB selaku badan resmi yang mengurusi masalah bencana, sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan sematang-matangnya, sejak sekarang, dengan menyiapkan 17 poskotis di seantero Jakarta. Ini merupakan skenario buat menghadapi ancaman banjir, yang biasa terjadi pada sekitar minggu ketiga Januari hingga awal Februari.

Tenda pengungsian beserta logistiknya itu telah dibangun 6 wilayah, yaitu: 5 unit di Jakarta Utara; 6 unit di Jakarta Barat; 3 unit di Jakarta Selatan; dan 3 unit di Jakarta Timur. Di luar Jakarta, juga didirikan 3 unit di Tangerang serta 3 unit di Bekasi. Bahkan di Monas juga telah didirikan tenda untuk pengungsian serta tenda logistik, dan siap siaga 24 jam.

Pluit sudah siaga menghadapi banjir 2015. /Foto: Dok. BNPB
Dua hari kemarin, Senin dan Selasa, 12 dan 13 Januari 2015, Jakarta dirundung hujan hampir sepanjang hari. Dan dampaknya langsung terlihat. Diberitakan, daerah Petogogan, Kebayoran Baru, yang memang kawasan langganan banjir, sudah kedatangan ‘tamu rutin tahunan’nya. Walaupun tak separah tahun-tahun sebelumnya, namun rasa waswas tetap ada. Baru banjir biasa. Belum perlu mengungsi. Akan tetapi kesiap-siagaan sudah jadi prioritas.

Di Pejaten Timur sudah siaga. /Foto: Dok. BNPB
Bagi Jakarta, bulan-bulan di awal tahun ini merupakan saatnya buat menguji apa-apa yang telah diupayakan oleh Jokowi-Ahok pada tahun kemarin, dan juga apa yang telah diusahakan oleh Ahok-Djarot pada beberapa bulan lalu. Jika ternyata banjir Jakarta memang tidak lagi signifikan, artinya apa yang telah mereka persiapkan buat menghadapinya telah berfungsi, dan berhasil. Namun bila masih tetap besar, artinya, perjuangan mereka masih akan panjang, dan penuh dengan caci-maki dari pihak-pihak yang hanya bisa nyinyir, tanpa mau melakukan apa pun buat membantu.

Di GOR Otista. /Foto: Dok. BNPB
Dan warga Jakarta, serta para ahli dan pengamat meteorologi-lah, yang akan benar-benar mengerti akan apa yang terjadi. Sebab, merekalah yang selalu berurusan secara langsung dengan bencana rutin tersebut, dari mulai sebab hingga akibatnya. Biasanya, warga yang menjadi korban tidak terlalu menyalahkan pemerintah atas bencana tersebut, sejauh mereka cukup dibantu. Namun para penonton yang punya tendensi politiklah yang biasanya lebih ribut, seolah-olah dia peduli. Padahal hanya cari sensasi dan supaya dianggap punya empati.

Jadi, ayo, Jakarta, siapkan kesiagaan buat menyambut ‘tamu tak diundang’ tahunan itu: banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar