Kamis, 22 Januari 2015

Ayo, Selalu Waspada dan Siaga Terhadap Bencana


Banjir Ciliwung. /Foto: Thamrin Mahesarani
Peringatan yang sudah sama kita maklumi, namun tetap harus disampaikan ialah: Selalulah bersikap waspada, karena bencana datang dengan tidak terduga. Dan bencana yang berpeluang terjadi pada musim penghujan ini ialah, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, banjir bandang, dan banjir lahar dingin. Dan hujan, apabila banyak terjadi di daerah perkotaan, ia hanya akan menjadi masalah bagi warga kota itu sendiri, serta masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang hulunya berada atau melewati di kota tersebut. Akan tetapi, kalau hujan banyak terjadi di gunung, maka ia akan membawakan banjir lewat sungai-sungai yang hulunya berada pada gunung tersebut. Jakarta adalah salah satu kota yang kerap mengalami hal itu. Apabila hujan banyak terjadi di daerah Puncak dan Bogor, maka Jakarta – khususnya mereka yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung – harus bersiap-siap menerima kiriman banjir dari sana. Dan hal seperti itu sudah biasa, karena rutin terjadinya. 

Puting beliung. /Foto: Dok. BNPB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyampaikan bahwa intensitas hujan di wilayah Jakarta akan terus meningkat sesuai polanya, yaitu pada akhir Januari hingga pertengahan Februari. Meskipun (menurut BMKG) hujan pada Januari 2015 ini lebih kecil dibandingkan Januari 2014, namun potensi hujan berintensitas besar akan tetap ada. 

Rakit darurat. /Foto: Thamrin Mahesarani
Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya banjir. Namun apakah banjir tahun ini akan lebih besar daripada tahun 2013 dan 2014, kita tidak dapat memprediksikan dengan pasti, karena sangat tergantung dari intensitas, durasi, dan distribusi hujannya. Pengalaman menunjukkan, bahwa banjir besar di Jakarta umumnya terjadi pada minggu ketiga Januari hingga pertengahan Februari. Dan itu adalah sekitar minggu-minggu ini.
Pada saat ini, semua sungai di Jakarta kondisinya masih dalam level normal. Tinggi muka air sungai semuanya masih dalam taraf aman. Dan berdasarkan pantauan dari Posko BPBD DKI Jakarta, pada hari ini, Kamis 22 Januari 2015, pukul 06 WIB, posisi tinggi muka air sungai di pos pengamatan adalah sebagai berikut:
Tenggelam. /Foto: Thamrin Mahesarani
- Bendung Katulampa 50 cm (siaga 4);
- Depok 130 cm (siaga 4);
- Manggarai 720 G (siaga 4);
- Karet 410 cm (siaga 4);
- Krukut Hulu 80 cm (siaga 4);
- Pesanggrahan 80 cm (siaga 4);
- Angke Hulu 50 cm (siaga 4);
- Cipinang Hulu 85 cm (siaga 4);
- Sunter Hulu 50 cm/M (siaga 4);
- Pulo Gadung 370 cm (siaga 4);
- Waduk Pluit -165 cm;
- Pasar Ikan 170 cm (siaga 3);
Kita harus selalu merespon alam. Karena kita sudah tahu bahwa puncak hujan pada Januari-Februari, maka kita harus mengantisipasi semua aktivitas kita dan menyesuaikannya dengan kondisi cuaca. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir, segera amankan perabotan rumah tangga, siapkan pakaian, selimut, makanan siap makan, dan lainnya, yang bisa dibawa atau digunakan pada saat banjir. 
Bendung Katulampa. /Foto:cikalnews.com
Bagi para pengendara sepeda motor, bawalah jas hujan. Masyarakat hendaknya selalu membawa payung atau jas hujan. Dan pengendara sepeda motor, sebaiknya jangan berteduh di bawah fly over, under pass, atau jembatan penyeberangan saat hujan, karena kerumunan dan parkir sepeda motornya akan menambah kemacetan jalan. Berhenti sejenak di bawah fly over, under pass, atau jembatan penyeberangan boleh saja, untuk mengenakan jas hujan. Namun setelah itu, segeralah beranjak dari sana dan melanjutkan perjalanan, agar tak mengganggu pengguna jalan yang lain.
Semestinya, kita sudah memiliki kearifan dalam menghadapi kondisi alam negeri kita. Maka kita jangan pasrah pada alam, tapi harus mengupayakan cara bagaimana agar kita bisa hidup harmonis dengan kondisi alam, dan beradaptasi dengan daerah kita yang umumnya memang dan masih rawan bencana ini.
Sumber: Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar