Kamis, 26 Maret 2015

Bencana itu begitu dekat dengan kita....

Puting beliung. Foto: Dok. BPBD TegalSetiap orang pasti amat mendambakan situasi yang aman dan nyaman, yang memungkinkannya hidup dengan tenang. Namun benarkah hal itu bisa diperoleh? Nyatanya tidak. Sebab ternyata, orang yang merasa dirinya selalu aman, sehingga merasa nyaman, pada akhirnya akan terlena dan lupa, sehingga tak menyadari ketika bencana datang kepadanya. Dan bencana itu, datang dalam berbagai bentuk. Bukan hanya bencana yang disebabkan oleh alam, tapi juga oleh manusia, dan bahkan juga dirinya sendiri. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selalu mengingatkan agar masyarakat senantiasa waspada, serta siaga menghadapi setiap bencana yang bisa terjadi kapan saja. Dan TNOL, selaku pewarta, berupaya selalu menyampaikan setiap kabar bencana, agar masyarakat mengetahui dan menjadi ingat bahwa bencana dapat menimpa setiap waktu, kepada siapa saja.

Berikut ini adalah peringatan dan laporan bencana dari BNPB:
Sebagian besar wilayah di Indonesia mulai memasuki musim pancaroba, yakni peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. BMKG memprediksikan, April mendatang sudah mulai musim kamarau. Namun yang penting diketahui dan dicatat ialah, pada saat musim pancaroba seperti sekarang ini, ancaman puting beliung meningkat.

Hal itu terbukti, dalam tiga hari terakhir ini, yaitu dari tanggal 23 sampai 25 Maret 2015, bencana puting beliung telah terjadi di 15 daerah, yaitu di Kabupaten Purworejo, Magelang, Boyolali, Klaten, Kulonprogo, Sragen, Sukabumi, Sleman, Trenggalek, Demak, Purwokerto, Gunungkidul, Lampung Utara, Pekanbaru, dan Bengkulu Tengah. Dampak yang ditimbulkannya adalah, 3 orang meninggal dunia, dan lebih dari 215 rumah rusak, serta ratusan pohon tumbang.

Akibat puting beliung. Foto: Dok. portalkbr.comPuting beliung yang terjadi di Kecamatan Minggir, Seyegan, Tempel, dan Turi Kabupaten Sleman, pada Rabu, 25 Maret 2015, misalnya, yang telah menyebabkan 3 orang meninggal dunia, 2 luka, dan 23 rumah rusak. Sehari sebelumnya, Selasa, 24 Maret 2015, puting beliung terjadi di Kecamatan Salam, Pakis, dan Ngluwar, Kabupaten Magelang, yang menyebabkan 34 rumah rusak ringan dan 4 rumah rusak berat.

Puting beliung adalah ancaman bencana yang nyata, dan eksistensinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun 2007 hanya tercatat 47 kejadian, pada tahun 2014 terdapat 512 kejadian. Dan selama 6 tahun terakhir, tercatat, jumlah bencana puting beliung adalah sekitar seperempat dari seluruh kejadian bencana di Indonesia. Bahkan selama Januari sampai Maret 2015 saja, data sementaranya telah mencapai 215 kejadian puting beliung.

Intensitas dan frekuensi puting beliung beserta dampak yang ditimbulkannya, diperkirakan akan makin meningkat di masa-masa mendatang. Ini berkaitan dengan dampak perubahan iklim global, perubahan penggunaan lahan, dan degradasi lingkungan.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar selalu waspada. Puting beliung umumnya hanya sesaat kejadiannya, kurang dari 10 menit. Yang perlu dicatat dan diperhatikan ialah, ketika awan hitam di langit kemudian datang angin kencang yang disusul hujan deras, usahakan agar tidak berada di sekitar pohon, papan reklame, atau atap bangunan yang kurang kuat. Berlindunglah di dalam bangunan yang kokoh.

Speedboat tenggelam. /Foto: oketimes.comKabar bencana lainnya, datang dari Maluku. Di sana telah terjadi kecelakaan kapal tenggelam, yaitu di Pulau Luang bagian Barat, Desa Hilmarna, Kecamatan Mdonahiyera, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Kejadiannya pada Senin, 24 Maret 2015, pukul 22.00 WIT. Dua orang meninggal dunia, dan 1 orang hilang – Muhammad Isnaini, 26 tahun, guru SMP Hilmarna. Beruntung 7 penumpang lainnya selamat.

Kronologi kejadiannya adalah sebagai berikut: Kapal speedboat mengangkut 10 orang penumpang, yang berasal dari Desa Hilmarna. Diperkirakan karena diterjang ombak besar, speedboat tersebut tenggelam, ketika sedang dalam perjalanan menuju kapal perintis Sabuk Nusantara 43, yang saat itu sedang berlabuh di Pulau Kelapa.

BPBD Maluku Barat Daya, bersama masyarakat dan Muspika setempat, melakukan evakuasi dan masih melakukan pencarian terhadap korban yang hilang.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi BPBD Kabupaten Maluku Barat Daya: Jhon Pattinama, 082113445555.

Sumber: Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar