Minggu, 26 April 2015

Bencana Hidrometeorologi Masih Terus Terjadi

Foto: Dok. BNPBAdanya sirkulasi siklonik persisten di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur menyebabkan adanya konvergensi. BMKG menyatakan, terjadinya perlambatan kecepatan angin memanjang di Perairan Utara Aceh, Samudera Hindia Barat Daya Sumatera, Laut Jawa bagian Utara, Laut Halmahera bagian Barat menyebabkan pertumbuhan awan hujan hampir merata di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kondisi ini memicu banjir, longsor, dan puting beliung. Penanganan darurat puting beliung yang melanda 7 kecamatan di Aceh Timur pada Kamis, 23 April 2015, masih dilakukan. Puting beliung melanda Kecamatan Peureulak, Pendawa, Peurelak Barat, Darul Aman, Ranto Peureulak, Sungai Raya, dan Paureulak Timur. Akibatnya, sebanyak 231 KK atau 623 jiwa terdampak, 83 rumah rusak berat, 147 rumah rusak ringan, dan 2 sekolah rusak.

Foto: Dok. BNPBDi Temanggung Jawa Tengah, longsor terjadi Desa Nglamuk, Kecamatan Kaloran, juga pada hari Kamis siang, 23 April 2015, menyebabkan akses jalan Temanggung-Semarang tertimbun tanah dan 5 rumah rusak. Pada saat yang bersamaan pula, angin puting beliung melanda Desa Dlimuyo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, menyebabkan 7 rumah rusak.
Sementara itu, banjir dan longsor juga terjadi di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Pacitan, yang menimbulkan 10 rumah rusak dan ambrolnya tebing sungai, pada hari Kamis, 23 April 2015. Akibatnya, akses jalan Pacitan-Ponorogo, di Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, sempat putus total karena tertimbun longsor dan ambles.

Foto: Dok. BNPBDi Kelurahan Simpang Tiga dan Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, banjir menggenangi ratusan rumah pada hari Jumat, 24 April 2015, pukul 10 WITA.

Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Adanya anomali cuaca dalam seminggu terakhir telah menyebabkan bencana hidrometerologi masih dominan hingga awal Mei mendatang. Jangan lupa juga, bahwa bencana geologi pun selalu mengancam, seperti gempa 5,4 SR pada hari Jumat 24 April 2015, pukul 12.28 WIB, yang terasa kuat di Bolaang Mongondow Selatan selama 3-5 detik. Namun tidak ada kerusakan meski masyarakat sempat panik.

Sumber: Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar