Rabu, 11 Februari 2015

Penanganan Banjir di Penjaringan


Museum Nasional tak luput dari banjir. /Foto: Dok. BNPB
Ketika akhirnya banjir melanda, itulah saatnya para petugas dan relawan beraksi. Mereka segera menyiapkan logistik bagi warga yang kebanjiran, baik berupa kebutuhan sanitasi, bahan makanan, maupun makanan siap santap – nasi bungkus hasil olahan dapur umum. Mereka yang bertugas di lokasi banjir, berkeliling berbasah-basahan, mengevakuasi korban banjir ke tempat pengungsian, berpatroli dengan perahu karet di tengah kegelapan malam saat listrik dipadamkan. Semua melakukan tugas dengan mengabaikan kepentingan dirinya sendiri dan tanpa pamrih. Kehujanan, basah, kedinginan, dan menempuh bahaya adalah bagian dari apa yang harus mereka hadapi di lapangan. Semuanya segera terasa manis setelah tugas tuntas dilaksanakan.

Dapur umum. /Foto: Dok. BNPB
Berikut ini adalah rincian kegiatan penanganan korban banjir di Pos Lapangan Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, pada hari ini, Selasa, 10 Februari 2015.  Personil yang bertugas di posko ada 14 orang, yaitu terdiri atas 5 orang dari BNPB, 4 orang dari SRC, 3 orang dari Menwa, dan 2 orang dari Senkom.
Korban banjir dari Kelurahan Penjaringan yang mengungsi ada 2.063 orang. Mereka tersebar di 7 lokasi pengungsian, yaitu: Di Rusun Muara Baru sebanyak 1.500 orang; di Kantor Kelurahan Penjaringan sebanyak 168 orang; di Pos Polisi Pluit sebanyak 84 orang; di Kantor RW. 07 sebanyak 7 orang; di Sekolah SD 012 sebanyak 104 orang; di Masjid Nurul Ihwan sebanyak 150 orang; dan di Rumah Yatim RW. 17 sebanyak 50 orang.
Pengungsi di mushola. /Foto: Dok. BNPB
Beruntung sekali, seperti telah diprediksikan oleh BMKG, cuaca di lokasi banjir ini cerah sejak pagi hingga sore, sehingga tugas-tugas di lapangan dapat dilaksanakan dengan mudah dan tanpa kendala yang berarti. Secara umum, ketinggian banjir telah surut. Hasil pendataan tercatat, permukaan banjir di RW 17 setinggi betis orang dewasa, di RW 01, 02, dan 03 setinggi 10 cm, di RW 12 setinggi mata kaki, di RW 07 dan 08 setinggi 20 cm.
Pengungsi di Kantor Kelurahan. /Foto: Dok. BNPB
Ketinggian muka air di Pintu Air Muara Baru 100 cm dengan status Normal. Pompa di Pintu Air Muara Baru diaktifkan 10 mesin, dan dibantu 4 unit mobil Damkar, untuk memompa air ke laut yang permukaannya sedang rendah. Pemanfaatan 4 unit mobil Pemadam Kebakaran itu, dalam membuang air ke laut, atas arahan Wakil Gubernur DKI Jakarta, agar upaya pembuangan air ke laut jadi lebih cepat. Wakil camat dan kepala kelurahan memantau upaya ini hingga pukul 19.32 WIB.
Evakuasi menggunakan ban. /Foto: Dok. BNPB
Sementara di mobil dapur umum pekerjaan besar terus dilakukan, guna menyukupi kebutuhan para pengungsi akan makanan. Hingga pukul 19.27 WIB, mobil dapur umum itu telah menyiapkan nasi bungkus sebanyak 760 bungkus. Dan pekerjaan menyiapkan makanan itu akan terus dilanjutkan hingga pukul 22.00 WIB, sesuai arahan Lurah Penjaringan.
Mengevakuasi lemari es. /Foto: Dok. BNPB
Karena ketinggian banjir sudah relatif rendah, kehidupan warga pun mulai kembali normal. Family kit juga sudah didistribusikan pihak kelurahan untuk 4 pos pengungsian. Stok logistik telah digunakan untuk mendukung pengadaan nasi bungkus. Dan apabila cuaca semakin membaik, banjir pun telah surut sama sekali, diharapkan besok pagi para pengungsi sudah dapat kembali ke rumahnya masing-masing.
Sumber: Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar