Rabu, 06 Mei 2015

Longsor di Pangalengan Tewaskan 4 Orang dan 9 Terkubur

Delapan rumah yang terkubur dan pipa panas bumi yang putus terseret longsoran. /Foto: Dok. BNPB di PangalenganBencana tanah longsor kini sudah termasuk sebagai bencana yang sudah bisa diketahui gejalanya. Namun demikian, kapan saat terjadinya, tetap belum bisa dipastikan. Oleh karena itu, apabila warga tidak mematuhi anjuran atau peringatan dari Tim Gerakan Tanah, yang memeriksa kondisi tebing yang dicurigai akan longsor, maka jatuhnya korban tidak bisa dihindarkan, mengingat kejadian longsor sangat cepat, kuat, dan menerjang tanpa ampun. Itu sebabnya kejadian tanah longsor selalu menelan korban cukup banyak, dengan kerusakan yang sangat parah.

Demikian juga dengan kejadian longsor di Kampung Cibitung, RW. 15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang terjadi pada hari Selasa, 5 Mei 2015, sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah kejadian bencana, upaya pencarian korban mulai dilakukan. Dan pada hari yang sama, satu korban tewas berhasil dievakuasi, yaitu Iran, laki-laki berusia 55 tahun.

Hingga pagi ini, Rabu, 6 Mei 2015, korban tewas telah ditemukan sebanyak 4 orang, 1 orang menderita luka berat, yaitu Rukman, dan sudah dirawat di Rumah Sakit Al Iksan, sedangkan 8 orang lainnya, yang hanya menderita luka ringan, sudah pulang ke rumahnya atau rumah kerabatnya. Upaya pencarian masih terus dilakukan terhadap 9 orang yang diduga masih tertimbun longsoran.

Material longsoran dan pipa panas bumi yang terbawa longsoran. /Foto: Dok. BNPB di PangalenganGejala longsor ini sesungguhnya sudah diperiksa oleh Tim Gerakan Tanah, PVMBG, Badan Geologi, pada 2 Mei 2015, atas permintaan BPBD Kabupaten Bandung. Dan hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan, kemiringan lereng terjal dan tanah pelapukan breksi vulkanik cukup tebal. Terlihat retakan dan nendatan sedalam 2,5 m di sepanjang 500 m.

Longsoran mengancam satu kampung yang terdiri dari 52 KK, yang berjumlah 200 jiwa, dan juga mengancam pipa panas bumi Star Energy sepanjang 500 m. Rekomendasi yang telah disampaikan, yaitu kepada Star Energy untuk memindahkan jalur pipa karena gerakan tanah terus berlangsung, dan kepada BPBD, dianjurkan untuk melakukan evakuasi penduduk kampung, mengingat curah hujan masih terus berlangsung.

Kejadian longsor seringkali tak bisa dipastikan saatnya. Meskipun sudah ada retakan dan rayapan, namun tidak seketika langsung terjadi longsor. Seringkali butuh waktu yang lama untuk terjadinya longsor. Hal inilah yang sering menyebabkan masyarakat tidak mau dievakuasi, karena tak yakin dengan ancamannya, dan juga karena alasan faktor-faktor sosial dan ekonominya.

Hal itulah yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dalam kejadian bencana ini. Karena ternyata, BPBD Kabupaten Bandung sudah memperingatkan penduduk akan adanya retakan di perbukitan, akibat hujan deras pada 4 hari sebelumnya. Namun sepertinya, masyarakat tidak mengindahkan peringatan tersebut. Hingga akhirnya terbukti bahwa ancaman itu nyata.

Alat berat sedang berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang tertimbun longsoran. /Foto: Dok. BNPB di PangalenganKetika longsor terjadi, material longsor meluncur menghantam pipa panas bumi milik Star Energi Geothermal hingga menimbulkan ledakan, dan terputus, kemudian material longsoran meluncur dan menimbun 8 rumah penduduk dan perkebunan. Setelah kejadian, sebanyak 123 orang mengungsi ke Balai Desa dan di rumah saudaranya, karena takut akan adanya longsor susulan.

Evakuasi korban masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Kabupaten Bandung, BPBD Jawa Barat, Basarnas, TNI, Polri, relawan, masyarakat, dan OPD terkait lainnya di Kabupaten Bandung. Tim Reaksi Cepat BNPB memberikan pendampingan dalam penanganan darurat. Untuk membantu pencarian korban, 2 alat berat telah dikerahkan, yang difokuskan pada 8 rumah yang tertimbun tanah.

Hingga pagi ini, Rabu, 6 Mei 2015, tim pencari korban telah berhasil mengevakuasi 4 korban tewas, yaitu atas nama:
- Iran, laki-laki, 55 tahun
- Dating, perempuan, 60 tahun
- Pardi, laki-laki, 70 tahun
- Naela, perempuan, bayi 1,5 tahun

Untuk Info lebih lanjut, silakan menghubungi Hendrawan, Kabid Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, pada nomor 0821 2925 2666. Atau Rizal, TRC BNPB, pada nomor 0816 1174 320.

Sumber: Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar